Tabligh akbar peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Syafana Islamic School yang ke-20 tahun, berlangsung penuh suka cita dengan tasyakuran dan pemotongan tumpeng. Potongan pertama tumpeng, dibagikan Chair Person Syafana Islamic School, Ummu Latifah kepada Managing Director Syafana Islamic School, Nanang Firdaus Masduki dan perwakilan PTA.
Suasana hangat itu, menjadi ajang tasyakuran atas karunia yang diberikan Allah SWT selama ini. Selain pemotongan tumpeng, dalam tabligh akbar ini juga dilakukan pengocokan hadiah umrah gratis kepada dua orang jemaah yang hadir, sebagai bentuk syukur 20 tahun Syafana. Hasilnya, jemaah atas nama Asyila (12), santri Daarul Faalihin, Lengkong Kyai, Pagedangan, dan Sopiah (60), warga Kampung Lengkong Kulon, Pagedangan, Kabupaten Tangerang.
Di antara ribuan peserta yang hadir, tampak Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis, Habib Geys bin Abdurrahman Assegaf, tokoh masyarakat dan juga warga sekitar.
Selama 20 tahun Syafana hadir di tengah warga, telah banyak kemajuan yang telah dicapai. Salah satunya, mengubah image masyarakat terhadap sekolah Islam. “Image yang berkembang, orang Islam itu kalau bikin sekolah, sekolahnya kotor, kumuh dan minta-minta di pinggir jalan. Itu image-nya,” kata Nanang, Minggu (16/2/2025). Namun, image tersebut berlahan-lahan sirna, dengan hadirnya Syafana di Gading Serpong. Bahkan, mulai melangkah jauh, sebagai sekolah Islam yang membawa arus modernisme.
Sementara itu, menurut Habib Geys, keberhasilan Syafana dalam mengubah stigma sekolah Islam, karena keberhasilan dan keteguhan para pemimpinnya, yang memiliki visioner. “Para pemimpin Syafana, memiliki etos kerja yang tinggi, karena Nabi SAW bersabda, Allah menyukai orang-orang yang apabila melakukan satu pekerjaan dia menyempurnakannya,” jelasnya.
Dengan didukung Sumber Daya Manusia (SDM) dan tenaga pengajar yang berkompeten, Syafana akan berhasil bersaing menghadapi perubahan zaman yang terus berkembang maju. “Tentu seorang pemimpin tidak bisa sendirian, harus berjamaah, kolektivitas. Sesungguhnya, srigala hanya akan memangsa kambing dan domba yang terpisah dari golongannya,” katanya.
Senada diungkapkan KH Cholil Nafis. Dikatakan, pemimpin hebat karena masyarakatnya jua hebat. “Tidak mungkin kita memimpin suatu bangsa dan masyarakat, tanpa pemimpin yang hebat. Pemimpin yang hebat, karena masyarakatnya hebat. Pemimpin ini cermin dari warganya,” ungkapnya. Menurutnya, kemajuan yang dicapai Syafana, pada usia 20 tahun ini, sesuai kehendak zaman. “Sekolah adalah tempat penyiapan generasi yang akan datang. Dia akan dididik sesuai kondisi zaman, dan hidup sesuai perkembangan zamannya. Pendidikan tidak boleh statis,” terangnya. Dijelaskan, tantangan yang dihadapi Syafana kedepannya ialah mempertahankan orisinalitas ilmu. “Karena sekarang banjir informasi, ilmu menjadi tidak jelas, ilmu yang valid dan tidak valid, bahkan mungkin siswa lebih percaya informasi yang bukan berasal dari gurunya,” jelasnya. Maka itu, peran seorang pemimpin dan tenaga pengajar Syafana sangat penting sebagai pondasi. “Dengan adanya sekolah, ada guru yang punya kualifikasi, kalau tidak ada sekolah dan anak-anak hanya menyerap informasi yang tidak jelas, maka mereka akan tersesat,” sambungnya. Dengan bimbingan seorang pemimpin dan guru, maka para siswa akan diselamatkan dalam kesesatan. “Karena kalau tidak ada guru, makin dekat dengan kesesatan, siswa akan terbang dalam imajinasi dan khayal. Lalu, niatkan hanya karena Allah, dan jaga adab, serta akhlak,” tandasnya.

|